MUQODDIMAH
Pengertian
Pemulasaraan berasal dari
kata Pulasara yang dalam bahasa Jawa
kuno berarti Merawat atau Mengurus. Sedang Jenazah berasal dari bahasa
Arab Janazah yang berati jasad orang yang telah meninggal dunia. Dalam kontek
ini yang dimaksud orang adalah orang Islam / Muslim.
Hukum
Lingkup Pemulasaraan
Jenazah
Ada 4 (empat) perkara wajib dalam memulasara jenazah,
yaitu :
1. Memandikan
2. Mengafani
3. Menyolati
4. Menguburkan
Dan sebelum melaksanakan
keempat hal tersebut ada beberapa hal yang mesti dilaksanakan, seperti dalam
uraian berikut
Hal- Harus Segera Hal Yang
Dilaksanakan Terhadap Jenazah
- Posisikan jenazah
terlentang (Jika memungkinkan bujurkan
tubuhnya dengan kepala berada di sebelah
utara).
- Pejamkan matanya, dengan
cara mengurut-urut sekitar mata.
- Katupkan mulutnya, dengan
cara mengikatkan kain atau
sejenisnya melingkar dari dagu, pipi,
pelipis dan ubun-ubun. - - Sedekapkan kedua tangannya, tangan kiri di bawah dan
tangan kanan diatas, boleh dengan mengikatnya
pakai kain
atau sejenisnya.
- Luruskan dan rapatkan kedua
kakinya
- Selubungi sekujur badannya
dengan kain bersih dan baik.
- Amankan dari gangguan
serangga dan binatang lainnya
Prinsip-Prinsip Yang Wajib
Dipegang Teguh Oleh Orang
Yang Hendak Mengurus Jenazah
1. Niyat yang tulus-ikhlas
karena dan untuk Allah semata.
2. Seluruh tindakan dilakukan
dengan
-
Segera ( Bukan berarti tergesa-gesa )
-
Sungguh-sungguh
-
Lembut ( Bukan berarti lamban )
-
Sopan
-
Sebaik mungkin
3. Menyimpan teguh aib atau
cacat dari jenazah
4. Menyiapkan seluruh bahan,
alat dan keperluan secara cukup
5. Melaksanakan tindakan
dengan tahapan yang benar.
MEMANDIKAN
Persiapan
-
Tempat yang representatip
( sopan - tidak menyulitkan )
-
Ketersediaan air
mutlak yang cukup
-
Sampo atau air
yang sudah dicampur sampo
-
Sabun mandi atau
air yang sudah dicampur sabun mandi
-
Kapur barus yang
sudah dihaluskan atau air yang sudah dicampur kapur barus yang sudah dihaluskan
-
Kapas secukupnya
-
Sarung tangan
-
Alat pembersih
kuku
- Handuk atau sejenisnya.
-
Siapkan 1 atau 2
potong kain yang suci dan bersih.
Pendahuluan
1. Team Pelaksana menetapkan Niyat
2. Team menetapkan pimpinan team
3. Lepas pakaian yang masih dikenakan jenazah
sambil
menutup auratnya dengan kain atau sejenisnya.
4. Singkirkan kotoran ( kalau ada ) dari tubuh
jenazah dengan
air dan kapas
5. Bersihkan bagian kemaluan, dubur dan
sekitarnya dengan
kapas sambil menyiramkan air.
6. Pijit atau urut pada bagian perut dan bawah
perut untuk
memastikan tidak ada lagi
urine dan tinja yang tersisa.
7. Proses ini dilakukan dengan tetap menjaga
bagian-bagian
tersebut tetap tertutup.
Proses Memandikan
Tetapkan niyat karena dan
untuk Allah semata
Ucapkan : BISMILLAAHI WA ’ALAA MILLATI ROSUULILLAAH.
1. Mulailah dengan menyiramkan air pada
anggota-anggota
wudhu dengan mendahulukan bagian kanan.
2. Menyiramkan air merata ke seluruh tubuh
sambil
menggosok-gosok untuk membersihkannya.
Jangan
lewatkan bagian persendian, lekukan, bagian belakang
tubuh dan bagian-bagian lain yang
tersembunyi ).
3. Kemudian kepala disampo dan lalu dibilas.
4. Kuku-kuku dibersihkan sambil tetap
mengucurkan air.
5. Sabunkan atau siramkan
air sabun ke seluruh tubuh sambil
menggosok-gosok . Jangan lewatkan
bagian-bagian
yang tersembunyi seperti bagian dalam dan
belakang daun
telinga, leher belakang, ketiak, sela-sela
jari, pusar dsb. )
6. Bilas seluruh tubuh dengan air sampai
bersih
7. Ulangi proses menyiramkan air ke seluruh
bagian tubuh
3,5,7 atau 9 kali tanpa ada yang
tertinggal sambil tetap
menggosok-gosok.
8. Siram anggota-anggota wudhunya
9. Siramkan air kapur barus ke sekujur tubuhnya
10. Keringkan dengan handuk
atau sejenisnya, dengan
menempel-nempel handuk pada tubuh
jenazah.
11. Tutup atau selubungi dengan
kain yang suci dan bersih.
12. JENAZAH SIAP DIKAFANI.
MENGKAFANI
A. Siapkan Alat Dan Bahan Sbb.:
- Keranda atau dipan ( sejenisnya )
- Kelasa pandan atau sejenisnya 1 lembar
- Kain putih secukupnya ( dewasa normal
sekitar 10–12 m )
- Kapas secukupnya ( sekitar 20 bungkus kecil
)
- Kapur barus yang sudah dihaluskan
- Parfum
B. Buat Potongan-Potongan Sbb.:
- Tali sebanyak 3 atau 5
buah, lebar 10 cm
- Pembungkus 3 (tiga) lembar.
Ukuran = Panjang jenazah ditambah 50 Cm
- Sorban 1 buah.
Panjangnya = lebar kain yang tersedia
- Baju 1 buah
Panjang = dua kali ukuran dari bahu ke paha
atas
Buat lubang untuk memasukkan kepala.
- Daleman 1 buah
Ukuran 50 Cm X lebar kain
- Sarung 1 buah
Ukuran 1 s/d 1,5 meter
x lebar kain
C. Siapkan Hal-Hal Sbb.:
1. Kapas yang dibentang
selebar 2 telapak tangan 6 - 8 buah
Untuk anus-kemaluan-telapak kaki-ubun ubun
dan wajah
2. Kapas yang dibentang
selebar 1 telapak tangan 8 - 10 buah
Untuk lutut-siku-telapak tangan pundak dan
pusar
3. Kapas yang dibikin
bola-bola kecil 4 buah
Untuk menutup lubang hidung dan telinga
D. Memasang Kafan
1. Siapkan keranda, dipan
atau sejenisnya
2. Bentangkan kelasa pandan
atau sejenisnya
3. Pasang tali-tali pada
posisi diatas kepala, dada, perut, paha
dan bawah kaki. Posisikan agar simpul tali
berada pada
bagian kiri jenazah.
4. Bentangkan ketiga kain
pembungkus, posisikan agar dapat
menutup sempurna tubuh jenazah
5. Pasang serban pada
perkiraan posisi kepala.
6. Pasang baju dalam keadaan
terbuka / terbentang dengan
lubang diposisikan pada serban ( posisi kepala )
7. Pasang sarung dengan
memperkirakan posisi pinggang
sampai kaki.
8 .Pasang daleman dengan
memperkirakan posisi pinggul, lalu
beri kapas selebar 2 telapak tangan pada
posisi anus / dubur.
9. Taburi kafan dengan
sebagian parfum dan kapur barus yang
sudah dihaluskan. KAFAN SIAP DIPAKAIKAN
F. Mengafani Jenazah.
Selama proses ini usahakan jenazah tetap
dalam keadaan
tertutup, kecuali yang sudah tertutup
kafan.
1. Baringkan jenazah, dengan
kepala diposisikan pada serban.
2. Bacalah : “Bismillaahi wa
‘alaa millati rosulillaah’
3. Taburi sekujur tubuhnya
dengan kapur barus halus.
4. Pakaikan daleman.
- Tutup sekitar kemaluan dengan kapas kurang
lebih selebar
dua telapak tangan.
-
Pakaikan daleman dengan melipatkannya ke atas
5. Pakaikan sarung
- Beri kapas pada jemari
kedua kaki.
- Beri kapas pada kedua lutut
- Beri kapas pada pusar
- Pakaikan sarung dengan rapi
mulai dari sisi sebelah kiri
6. Pakaikan baju
- Beri kapas selebar kurang
lebih dua telapak tangan pada :
* Antara telapak tangan kiri dengan dada / perut
* Antara telapak tangan kanan dengan tangan kiri
* Punggung telapak tangan kanan
* Bagian dalam dan luar kedua siku.
* Pakaikan baju dengan menutupkan kearah bawah
sambil
memasukkan kepala ke
dalam lubang kepala pada baju.
* Dan
rapikanlah.
7. Surban
- Tutup dengan kapas bagian-bagian :
* Kedua lubang hidung dan kedua lubang telinga
-
Rapikan rambut
- Beri
kapas pada bagian
* Ubun-ubun dan Leher
- Pakaikan surban dengan melingkarkannya melalui
telinga dan pipi dengan
kedua ujung surbannya
dipertemukan di dada.
Dan rapikanlah
8. Tutup pembungkus jenazah,
mulai bagian kanan dulu
Tutup kanan jangan melebihi
lengan kiri, juga sebaliknya
9. Kemudian ikatlah dengan
‘tali wangsul’ dengan simpul tali
pada
bagian kiri.
10. Taburi dengan parfum, secukupnya.
JENAZAH SIAP DISHOLATKAN.
MENYOLATI
Pendahuluan
1. Meskipun hukum menyolati
jenazah adalah fardhu khifayah,
namun sangatlah keterlaluan bagi seorang
muslim yang tidak
tergerak untuk menyolati jenazah saudaranya
tanpa udzur.
2. Dilarang menyolati jenazah
pada 3 (tiga ) waktu, yaitu :
- Saat matahari dalam proses terbit
- Saat matahari tepat berada diatas
- Saat matahari dalam proses terbenam
3. Boleh menyolatkan jenazah
lebih dari satu jenazah sekaligus
4. Apabila menyolatkan
jenazah lebih dari satu orang , maka :
a. Yang dihadapan imam adalah jenazah yang
lebih utama
kesholihannya, jika jenazah sama jenis
kelaminnya.
b. Yang dihadapan imam adalah jenazah pria
jika jenazah
berbeda
jenis kelaminnya
5. Pengaturan shaf hendaknya dengan pertimbangan
memperbanyak shaf.
Tatacara sholat jenazah
1. Tetapkan niyat karena dan
untuk Allah semata
2. Takbir pertama (
Takbirotul Ihrom ) yaitu mengucap Allaahu
Akbar sambil mengangkat kedua tangan,
kemudian sedekap
lalu membaca Al-Fatihah
3. Takbir kedua, mengucap
Allaahu Akbar, lalu membaca
Sholawat ( Lebih lengkap sholawatnya tentu
lebih baik )
4. Takbir ketiga, mengucap
Allaahu Akbar, lalu membaca do’a : -
Allaahummaghfir lahuu
- Warhamhuu
- Wa ‘aafihii
- Wa’fu
‘anhuu
- Wa akrim
Nuzulahuu
- Wa wassi’ maddkholah
- Waghsilhu bi maaiwwats-tsalji
- Wa naqqihii minal khothooya kamaa
yunaaqots-tsaubul
abyadu minaddanas”
- Wa abdilhu daaron khoirom-mindaarihii
- Wa ahlan khoirommin ahlihii
- Wa zaujan khoirom minzaujihi.
5. Takbir keempat, mengucap
Allaahu Akbar, lalu membaca
do’a : Allaahumma laa tahrimnaa ajrohu wa
laa tudlillanaa
ba’dahu”
6. Salam pertama, mengucap
“Assalaamu ‘alaikum wa
rohmatullaahi wa barokaatuh”sambil
menengokkan wajah ke
kanan.
7. Salam kedua mengucap
“Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaah” sambil menengok ke arah kiri.
SELESAI DAN JENAZAH SIAP UNTUK
DIKUBURKAN
MENGUBUR
Pendahuluan
Para pelayat hendaknya :
- mengiring jenazah dengan sikap yang sopan
- mengucap salam / do’a untuk ahli kubur
saat hendak
memasuki area kubur
- melepas sandal, sepatu atau sejenisnya
jika sudah
memasuki area kuburan.
- tidak menginjak, melompati apalagi duduk
diatas kubur.
- tidak duduk apalagi meninggalkan area
kuburan sebelum
proses
penguburan selesai.
Tatacara Mengubur Jenazah.
1. Letakkanlah keranda di
sebelah selatan lubang kubur.
2. Tiga orang turun ke dalam
lubang kubur ( Orang yang
malamnya junub, tidak boleh turun ke
lubang kubur.
3. Tiga orang yang lain
mengangkat jenazah dari keranda lalu
lalu merunduk / jongkok dan menyodorkannya
kepada orang
yang
di bawah dari arah kaki kubur menuju ke kepala kubur
4. Bagi yang hendak mengangkat
dan juga bagi yang hendak
menerima ucapkan : Bismillaahi
wa ‘alaa millati
rosuulillaah
5. Posisikan jenazah menghadap
ke arah kiblat ( tubuh bagian
kanan di bawah ) dengan agak
mencondongkan ke barat
6. Boleh membuka semua ikatan
dan longgarkan kain kafan
(tapi tidak harus)
7. Boleh menempelkan pipi
atau dahi dan jari-jari kaki ( tapi
tidak harus ).
8. ………
8. Gunakan gumpalan tanah
secukupnya untuk menyangga
dengan maksud agar jenazah
tidak roboh ke belakang.
9. Tutup dengan papan atau
sejenisnya
10. Timbunlah dengan tanah.
11. Semua pelayat hendaknya
turut menaburkan tanah kedalam
Kubur.
12. Pasang ‘tanda kuburan’ baik
dari batu, kayu atau lainnya.
13. Kemudian masing-masing
pelayat hendaknya mendekat ke
kubur yang telah selesai
ditimbun dan mendo’akan dengan
do’a seperti yang dibaca
dalam sholat jenazah. Selesai.
--------fm--------